Kamis, 14 Januari 2010

Pembangkang Ditahan Polisi di China Selatan

Hong Kong, (ANTARA News) - Pembangkang China, Zhao Shiying, telah ditahan oleh polisi di kota China selatan, Shenzen, diduga sebagai isyarat aksi penumpasan terhadap penandatanganan Charter 08 terus berlangsung, kata para aktivis dan kelompok hak asasi manusia (HAM).

Zhao, yang menggunakan nama pena Zhao Dagong, ditahan oleh polisi Senin setelah para petugas menyerbu rumahnya dan merampas dua komputer, buku-buku dan catatan-catatan, kata kelompok advokasi HAM The International Pen, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kelompok tersebut menambahkan, bahwa isteri Zhao dan dua anaknya juga dibawa ke kantor polisi setempat untuk diperiksa sebelum mereka dibebaskan.

"Kami serukan kepada pemerintah untuk membebaskan Zhao Shiying segera, dan berhenti mempropagandakan kampanye ini terhadap seluruh warga China yang menyatakan kepatuhan mereka, terhadap hak-haknya mereka berdasarkan undang-undang China dan internasional," kata Anthony Appiah, ketua PEN Pusat Amerika.

Seorang aktivis HAM dan sahabat Zhao di Shenzhen yang menolak disebut namanya, membenarkan bahwa Zhao telah ditahan.

Pen Internasional mengatakan dalam pernyataannya, bahwa Zhao mungkin telah memberikan dukungan umumnya kepada aktivis Liu Xiaobo, yang dijatuhi hukuman 11 tahun penjara pada Hari Natal tahun lalu, berkaitan tuduhan subversi setelah menjadi ketua bersama dalam penyusunan Charter 08.

Charter 08 adalah satu petisi yang menyerukan reformasi demokrasi dan politik yang lebih luas.

Liu, tokoh pengecam terkemuka Partai Komunis yang berkuasa, yang juga menjadi penyusun bersama Charter 08 mengimbau dilakukannya perubahan-perubahan demokrasi dan politik di China, yang ditandatangani oleh ratusan inteletual dan para pembangkang termasuk Zhao.

Secara terpisah, seorang pengacara HAM terkenal Gao Zhisheng, yang juga telah ditahan polisi hampir setahun, dilaporkan hilang sejak September menurut saudara lelakinya, yang mencuatkan kekhawatiran atas nasibnya.

Gao yang telah terus-menerus menjengkelkan pihak pemerintah Beijin, menyusun surat-surat terbuka kepada para pemimpin senior China menuntut diakhirnya penyiksaan terhadap para pemeluk agama/kepercayaan, termasuk para anggota kelompok Falungong.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar