# Definisi Psikologi Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Stoner).
Lalu, pengertian psikologi manajemen adalah:
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur /
me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Kaitannya dengan psikologi:
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi,
diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal
kerja perusahaan manapun.
Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu
mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja,
keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa
dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Fungsi-fungsi
manajemen:
1. Perencanaan
(Planning)
2. Pengorganisasian
(Organizing)
3. Pengarahan
dan pengimplementasian (Directing/Leading)
4. Pengawasan
dan Pengendalian (Controlling)
# Definisi Organisasi
Organisasi dapat
diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
dengan pola tertentu ,yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun
non fisik.
Menurut
Rosenzweig,organisasi dapat dipandang sebagai : (1) Sistem sosial,yaitu
orang-orang dalam kelompok,(2) integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas
orang-orang yang bekerja sama dan (3) orang-orang yang berorientasi dan
berpedoman pada tujuan bersama.Sedangkan Allen, berpendapat bahwa organisasi
adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja ,
mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dan menetapkan
hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama
secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.
Dimensi Desain
Organisasi
Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2
tipe yaitu:
1. Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal
dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan
organisasi. Dimensi struktural terdiri dari:
a. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam
organisasi itu dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). Jika suatu
pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunya
tingkat keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan
harus dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja kan. Ada 3 macam jenis
formalisasi, yaitu: Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan
aliran pekerjaan, dan formalisasi berdasarkan peraturan.
b. Spesialisasi
Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik
seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap
langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:16).
Suatu spesialisasi kerja ikatakan bersifat ekstensif apabila setiap karyawan
hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu
spesialisasi dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-tugas yang
mempunyai batasan yang luas. Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
1. Spesialisasi
horisontal
Spesialisasi horisontal ini menunjuk pada ruang lingkup suatu pekerjaan, atau
pada tingkat mana seorang karyawan melakukan suatu pekerjaan yang lengkap.
Semakin kecil bagian suatu karyawan terhadap suatu pekerjaan secara
keseluruhan, maka semakin horizontal tingkat spesialisasi pada pekerjaan
tersebut.
2. Spesialisasi vertikal
Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat kontrol yang dimiliki oleh seorang
karyawan terhadap suatu pekerjaan. Semakin banyak keputusan yang dibuat oleh
seorang karyawan, mengenai bagaimana dan kapan harus melakukan suatu tugas, dan
semakin terbatas perilaku karyawan untuk melakukan tugas tersebut diatur oleh
peraturan, prosedur, pengawasan ataupun teknologi, semakin rendah tingkat spesialisasi
vertikalnya.
c. Standarisasi
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain untuk membuat aktivitas
organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan memfasilitasi
adanya koordinasi (Jackson & Morgan, 1978:92).
d. Hierarki Otoritas.
Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan yang ada pada suatu posisi atau kantor
(Robbins, 2003:429). Ketika hak untuk mengatur bawahan termasuk dalam otoritas
seseorang, maka otoritas tersebut memberikan hak untuk membatasi pilihan dan
perbuatan yang dilakukan oleh bawahan. Hirarki berhubungan dengan “span of
control”, yaitu jumlah karyawan yang melapor pada seorang supervisor. Ketika
span of control ini sempit, hirarki otoritasnya cenderung tinggi, ketika span
of control ini lebar, hirarki otoritasnya akan lebih pendek.
e. Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada organisasi.
Kompleksitas bisa diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi yaitu vertikal,
horizontal dan spatial.
1. Diferensiasi vertikal. Semakin banyak tingkatan yang ada antara manajemen
puncak
dengan bagian operasional, organisasi tersebut semakin kompleks.
2. Diferensiasi horisontal adalah jumlah jenis pekerjaan satu departemen yang
ada pada
organisasi. Semakin banyak jumlah pekerjaan yang ada pada suatu organisasi yang
membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus, semakin tinggi kompleksitas
horisontal pada organisasi tersebut.
3. Diferensiasi spasial adalah jumlah daerah dari keberadaan organisasi secara
fisik.
Dengan meningkatnya diferensiasi spasial ini maka semakin tinggi pula
kompleksitasnya.
f. Sentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan
dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Dikatakan bahwa ketika
manajemen puncak membuat keputusan-keputusan kunci dalam organisasi dengan
masukan yang terbatas dari
karyawan yang berada di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat
sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah
manajemen puncak memberikan masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan
bahwa organisasi
lebih terdesentralisasi.Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi
tinggi akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang
terdesentralisasi.
g. Profesionalisme
Profesionalisme adalah level dari pendidikan formal dan training yang harus
dimiliki dan diikuti oleh karyawan. Profesionalisme dianggap tinggi apabila
karyawan harus mengikuti training dalam jangka waktu yang lama untuk memegang
suatu pekerjaan atau jabatan pada perusahaan.
h. Personnel ratio.
Personel ratio menunjuk pada jumlah karyawan pada suatu fungsi atau departemen
tertentu.
2. Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu
organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan
membentuk suatu dimensi struktural organisasi, yang terdiri dari:
a. Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah
orang dalam
organisasi tersebut.
b. Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem
produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input
organisasi menjadi output.
c. Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi.
Elemen
kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.
# Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak
langsung (melalui media)
Menurut Harold Laswell,komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan
apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya.Raymond Ross menyatakan
komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol
sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari
pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Dimensi Komunikasi
1.Komunikasi sebagai
proses
Jika komunikasi
dipandang sebagai proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang
berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti
unsur-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak tetap.
2.Komunikasi sebagai
simbolik
Simbol dapat
dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun melalui
isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal).Simbol disini berarti sebuah tanda
atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda hasil kreasi
manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi
dengan sesamanya. Dalam pernyataan “kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi
dengan sesamanya” dapat ditelaah kembali bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
adanya simbol itu sendiri yaitu :
• Faktor budaya
• Faktor psikologis
Sehingga meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti
bilamana individu yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir
berbeda begitu juga latar belakang budayanya.
3.Komunikasi sebagai
sistem
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen
atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam
menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung
artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
• Sistem terbuka :
dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
4.Komunikasi sebagai
transaksional
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang
demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
5.Komunikasi sebagai
aktivitas sosial
Hubungan antar sesama manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk
kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial,
budaya, seni dan teknologi.
6. Komunikasi sebagai
multidimensional
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang
dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi
hubungan (relationship dimension).
Dimensi isi : lebih
menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti
orang madura berbicara dengan orang jawa pasti bahasa yang mereka gunakan pun
juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.
Dimensi hubungan : menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu
sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana
mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh
atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan.
Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya
mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya.
SUMBER:
Naja,Hasanuddin Rahman
Daeng.2004.Manajemen Fit and Proper Test.Yogyakarta:Pustaka Widyatama
http://karanindah.blogspot.com/2012/11/dimensi-perspektif-komunikasi.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/desain-organisasi-dimensi-dan-bentuknya.html
Nama : Syifa Rahmajuwita
kelas : 3 PA 01
NPM : 12509855
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/desain-organisasi-dimensi-dan-bentuknya.html