Jumat, 15 Januari 2010

Manfaat dan Kekuatan Dongeng pada Psikologi Anak

Pada zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata anak-anak tidak populer lagi. Sejak bangun hingga menjelang tidur, mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang acapkali bukan tontonan yang pas untuk anak. Kalaupun mereka bosan dengan acara yang disajikan, mereka dapat pindah pada permainan lain seperti videogame.

KENDATI demikian, kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini.

Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini.

Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai tersebut karena Kak Agam di sini tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.

Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan Kak Agam, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya.

Tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi dongeng oleh Kak agam. Untuk anak-anak usia prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan kosa kata. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu saja yang sederhana dan kerap ditemui anak sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang binatang. Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dasar dapat dipilihkan cerita yang mengandung teladan, nilai dan pesan moral serta problem solving. Harapannya nilai dan pesan tersebut kemudian dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu Kak Agam dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca oleh orang tua sebelum mendongeng.

Manfaat Dongeng untuk anak :

1. Mengasah daya pikir dan imajinasi
2. Menanamkan berbagi nilai dan etika
3. Menumbuhkan minat baca

Written By : Rudi Maryati, S.Pd dan Kak Agam di http://www.dongengkakrico.com

Remaja dan Jerawat

Jerawat memang tak dapat dipisahkan dari kehidupan remaja. Diperkirakan tiga dari empat remaja memiliki sejumlah jerawat. Seringnya, jerawat menyerang kaum remaja yang sedang dalam masa pubertas. Hal ini disebabkan perubahan hormon selama masa pubertas dapat merangsang kelenjar sebasea (kelenjar penghasil minyak) di kulit. Kelenjar sebasea mengeluarkan lemak yang disebut sebum yang berfungsi melumasi rambut dan kulit. Selama masa pubertas, kelenjar sebasea menjadi lebih aktif dan menghasilkan minyak yang berlebihan.
Jerawat dapat mengganggu penampilan dan kepercayaan diri seseorang. Terlebih jika jerawat terjadi pada diri seorang remaja. Jerawat sembuh secara perlahan dan ada kemungkinan jika satu jerawat hilang akan muncul jerawat yang lain. Ini membuat mereka yang berjerawat menjadi frustasi. Diperlukan waktu bulanan bahkan tahunan untuk dapat mengatasi jerawat. Jerawat dapat menimbulkan stres dan juga meninggalkan noda bekas jerawat.

Bagaimana Jerawat Terjadi?
Jerawat terjadi ketika lubang kecil di permukaan kulit yang disebut pori-pori tersumbat. Tiap pori merupakan pembuka kanal yang disebut folikel. Di dalam folikel terdapat rambut dan kelenjar minyak. Secara normal, kelenjar minyak membantu melumasi kulit dan menyingkirkan sel kulit mati. Namun ketika kelenjar tersebut menghasilkan minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat oleh penumpukan kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut sebagai komedo.

Permukaan sumbatan dapat berwarna putih (disebut whiteheads) atau gelap (disebut blackheads). Whiteheads berupa pori yang tersumbat yang tidak mempunyai bukaan, sementara blackheads berupa pori yang terbuka dan mempunyai permukaan gelap. Jika pecah, maka isi yang terkandung di dalamnya termasuk minyak dan bakteri dapat menyebar ke sekeliling dan menyebabkan reaksi peradangan (inflamasi). Jika peradangan terjadi jauh di dalam kulit, jerawat dapat membesar dan mengeras serta terasa sakit yang disebut kista.

Umumnya jerawat dapat muncul di wajah, leher, dada, punggung, dan bahu. Bagian tubuh tersebut merupakan daerah dengan jumlah kelenjar minyak fungsional terbesar.

Diketahui ada 3 faktor yang berperan dalam timbulnya jerawat, yakni produksi minyak yang berlebih (sebum), pengelupasan sel kulit mati yang tidak teratur sehingga dapat mengiritasi folikel di kulit, dan adanya bakteri.

Perubahan hormonal tubuh dapat mencetuskan timbulnya jerawat. Umumnya perubahan hormonal ini terjadi pada remaja (baik anak laki-laki maupun anak perempuan); wanita dan anak perempuan pada 2-7 hari sebelum periode menstruasi; wanita hamil; dan pasien pengguna obat tertentu seperti kortison, steroid, testosteron, estrogen dan fenitoin. Mereka yang disebutkan di atas memiliki faktor risiko untuk mengalami jerawat.

Adapun faktor risiko yang lainnya meliputi kontak langsung dengan produk untuk rambut atau kosmetik yang mengandung minyak; riwayat keluarga berjerawat dimana jika orang tua berjerawat maka anak mungkin akan berjerawat juga; serta adanya friksi atau tekanan pada kulit disebabkan hal tertentu seperti telepon atau telepon selular, helm, kerah baju yang ketat, dan ransel. Penggunaan pil KB dan stres juga dapat memperhebat jerawat di kemudian hari.

Berbeda dengan pemikiran kebanyakan orang, makanan hanya memiliki sedikit pengaruh pada jerawat. Menggosok kulit terlalu keras atau membersihkan kulit dengan sabun atau bahan kimia yang berpotensi mengiritasi kulit dapat membuat jerawat bertambah parah.

Bagaimana Mengatasi Jerawat?
Berikut perawatan yang dapat dilakukan sendiri untuk mengatasi jerawat yang masih terbilang ringan:

* Pastikan faktor-faktor yang memperhebat timbulnya jerawat. Hindari bahan kosmetik yang berminyak atau berlemak, tabir surya, produk pembentuk rambut atau penutup jerawat. Gunakan produk yang berlabel menggunakan bahan dasar air atau nonkomedogenik.
* Basuhlah bagian wajah yang bermasalah itu setiap hari dengan pembersih yang secara perlahan akan mengeringkan kulit dan menyebabkan folikel-folikel mengelupas.
* Coba losion jerawat yang dijual bebas (mengandung bahan aktif benzoil peroksida, resorsinol atau asam salisilat) untuk mengeringkan kelebihan minyak dan mempercepat pengelupasan.
* Terkena paparan sinar matahari ringan dan penggunaan lampu matahari secara hati-hati mungkin bisa menolong. Namun terlampau banyak matahari dapat menyebabkan kerutan dan kanker kulit di kemudian hari.
* Jaga agar rambut tetap bersih dan tidak menutupi wajah.
* Amati apakah ada tanda-tanda penyebaran infeksi melewati pinggiran jerawat.
* Kecuali jelas ada makanan tertentu yang memperhebat jerawat, tidak perlu berhenti mengkonsumsi suatu makanan. Makanan tertentu seperti coklat yang pernah dianggap menimbulkan jerawat, ternyata secara umum bukan biang keladinya.
* Jangan menusuk atau memencet jerawat. Tindakan ini dapat menyebabkan infeksi atau menimbulkan bekas.

Umumnya jerawat bukanlah suatu keadaan medis yang serius. Jerawat pada kebanyakan kasus akhirnya akan lenyap dengan sendirinya. Namun jika Anda mengalami jerawat yang menetap atau kista yang telah meradang, segeralah berkonsultasi dengan dermatologis (dokter spesialis kulit) untuk menghindari terjadinya noda bekas jerawat dan kerusakan kulit lebih lanjut.

Jerawat yang membandel harus diatasi segera. Prinsip pengobatan jerawat bekerja dengan cara mengurangi produksi minyak, mempercepat pergantian sel kulit, melawan infeksi bakteri, mengurangi peradangan atau merupakan kombinasi dari keseluruhannya.

Perlu diingat bahwa pengobatan jerawat tidak dapat dilakukan dengan instan. Hasil baru dapat terlihat dalam hitungan minggu, sehingga diperlukan kesabaran dalam mengatasi jerawat.

Dokter akan merekomendasikan obat resep yang digunakan di kulit (topikal) atau diminum (oral). Obat oral untuk jerawat sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan, terutama sepanjang trimester pertama karena dapat berpengaruh terhadap janin.

Jenis Pengobatan Jerawat :

* Pengobatan topikal. Losion jerawat dapat mengurangi minyak, membunuh bakteri dan mempercepat pengelupasan sel kulit mati. Losion yang dijual bebas umumnya mengandung benzoil peroksida, sulful, resorsinol, asam salisilat atau asam laktat sebagai bahan aktifnya. Produk ini dapat membantu untuk jerawat yang ringan. Jika jerawat tidak merespon pengobatan ini, dokter dapat memberikan losion yang lebih kuat. Tretinoin dan adapalene merupakan contoh obat resep topikal yang merupakan turunan vitamin A. Bekerja dengan mempercepat pengelupasan sel dan mencegah penyumbatan folikel. Antibiotik topikal diperlukan untuk membunuh kelebihan bakteri kulit. Kombinasi terapi kadang diperlukan untuk mendapatkan hasil optimal.
* Antibiotik. Untuk jerawat sedang sampai berat, antibiotik oral diperlukan untuk mereduksi bakteri dan melawan peradangan. Mungkin diperlukan antibiotik dalam hitungan bulan atau menggunakan kombinasi dengan produk topikal.
* Isotretinoin. Untuk kista yang dalam, antibiotik tidaklah cukup. Isotretinoin merupakan pengobatan yang cukup kuat untuk kista atau jerawat yang tidak merespon pengobatan lain. Obat ini digunakan untuk jerawat yang menjengkelkan. Sangat efektif, namun diperlukan pengawasan dermatologis karena efek sampingnya. Isotretinoin dihubungkan dengan kelahiran cacat, sehingga tidak dapat digunakan oleh wanita hamil dan wanita yang berencana hamil selama perawatan atau beberapa minggu sebelum perawatan berakhir. Isotretinoin dapat meningkatkan trigliserida dan kolesterol dalam darah dan meningkatkan kadar enzim hati. Dilaporkan juga terjadi peradangan usus karena penggunaan isotretinoin.
* Kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral termasuk kombinasi norgestimate dan etinil estradiol, menunjukkan peningkatan jerawat pada wanita. Kontrasepsi oral dapat menimbulkan efek samping sehingga penggunaanya harus di bawah pengawasan dokter.
* Laser. Laser dapat mencapai bagian lebih dalam dari kulit tanpa merusak permukaan kulit. Laser dapat merusak kelenjar minyak dan menyebabkan minyak yang dihasilkan lebih sedikit. Terapi ini juga dapat meningkatkan tekstur dan mengurangi bekas jerawat, sehingga dapat menjadi terapi yang baik untuk jerawat dan bekas jerawat.
* Prosedur kosmetik. Pengelupas kimia dan mikrodermabrasi mungkin membantu untuk mengontrol jerawat. Prosedur konsmetik ini lebih efektif jika dikombinasikan dengan perawatan jerawat yang lain.


Bagaimana Mencegah Jerawat?
Sekali jerawat menghilang, diperlukan lanjutan perawatan untuk mencegah agar jerawat tidak kembali. Anda dapat mencegah jerawat baru dengan perawatan sendiri, seperti mencuci kulit dengan pembersih yang lembut dan hindari menyentuh area yang berjerawat. Berikut beberapa tips untuk mencegah jerawat:

* Cuci daerah yang berpotensi berjerawat dua kali sehari. Dengan mencuci akan memindahkan kelebihan minyak dan sel kulit mati. Namun terlalu banyak mencuci dapat mengiritasi kulit. Cuci dengan menggunakan pembersih yang lembut dan bebas minyak, produk kulit berbahan dasar air.
* Gunakan krim atau gel jerawat untuk membantu mengurangi kelebihan minyak. Pilih produk yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat sebagai bahan aktifnya.
* Hindari penggunaan make-up yg berat. Pilih kosmetik tabur yang lebih tidak mengiritasi.
* Bersihkan make-up sebelum tidur. Tidur dengan kosmetik di wajah dapat menutup pori-pori. Buang make-up yang telah lama dan bersihkan kuas dan aplikator kosmetik secara teratur dengan air sabun.
* Gunakan pakaian yang nyaman. Pakaian yang ketat dapat memerangkap panas dan lembab, sehingga dapat mengiritasi kulit. Jika memungkinkan, hindari tali pengikat yang terlalu rapat, ransel, helm dan alat olahraga yang dapat menimbulkan friksi dengan kulit.
* Mandi setelah berolahraga atau bekerja yang mengeluarkan keringat. Ini dilakukan karena minyak dan keringat di kulit dapat menjerat kotoran dan bakteri.

Ketua PP Muhammadiyah tidak Setuju Penyeragaman UN

Ketua PP Muhammadiyah tidak Setuju Penyeragaman UN

Rabu, 13 Januari 2010 04:57 WIB

SURABAYA--MI: Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsudin tidak setuju standar kelulusan diseragamkan lewat Ujian Nasional (UN).

Standar kelulusan antara kota dan desa itu beda, karena itu saya tak setuju kalau ujian untuk siswa di kota dan desa diseragamkan, katanya di Surabaya, Selasa (12/1).

Ia mengemukakan hal itu di sela-sela pencanangan gerakan infaq untuk Muktamar Mandiri dan Satu Abad Muhammadiyah di SD Muhammadiyah 4, Pucang, Surabaya. Didampingi Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya Syaifuddin Zaini, ia mengatakan kelemahan sistem UN adalah penyeragaman standar kelulusan. Semestinya, standar kelulusan di kota besar dan kota kecil tidak sama, karena itu perlu ada modifikasi yang lebih relevan untuk UN, katanya.

Dalam kesempatan itu, Din menyarankan perguruan tinggi seharusnya memiliki otonomi untuk menyeleksi calon mahasiswa sendiri. Jadi, standar seleksi masuk perguruan tinggi itu jangan diseragamkan, katanya.

Senada dengan itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof Syafiq Mughni menyatakan UN memang tidak menggunakan prinsip pendidikan yang baik. UN itu menganggap siswa memiliki bakat dan kemampuan yang sama, padahal ada saja siswa yang misalnya lemah di matematika, tetapi berpotensi di bidang lain, kata Syafiq yang selalu mendapat nilai di bawah lima untuk matematika tapi kini guru besar.

Kendati terpaksa, kata Syafiq yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu, perguruan Muhammadiyah tetap mengikuti UN. Padahal, pelaksanaan UN kacau, tapi hasilnya dianggap serius. Jadi, logika UN itu tidak kena, katanya. (Ant/OL-06)

Sumber: Media Indonesia Online

Sekilas Tentang Asma

Asma adalah suatu gejala yang ditimbulkan oleh kelainan saluran nafas yang berupa kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan dari lingkungan sebagai pemicu.

Pemicu gejala ini dapat berupa kelelahan pikiran (gangguan emosi), kelelahan jasmani, perubahan lingkungan hidup yang tidak diharapkan (cuaca, kelembaban, temperatur, asap (terutama rokok) dan bau-bauan yang merangsang), infeksi saluran nafas terutama penyakit influenza tertentu, dan reaksi alergi dari bahan yang terhirup atau dimakan.

Tingkat gejala kepekaan saluran nafas ini diawali dari gejala yang ringan (berupa pilek/bersin atau batuk yang sering berulang/kambuh) sampai dengan gejala yang berat berupa serangan asma (kesulitan bernafas). Keadaan ini sebenarnya ditandai adanya latar belakang reaksi alergi.

Timbulnya beberapa tingkatan gejala kepekaan yang terekam/bisa diutarakan oleh penderita biasanya diawali sejak masa kanak. Sekitar 50% gejala akan sembuh dengan sendirinya, walaupun pada suatu saat gejala ini akan muncul lagi pada tingkat gejala yang lebih berat yang sering diberi istilah asma. Sekitar 55-6-% penyakit alergi pernafasan in dapat diturunkan ke anak atau cucu dan sisanya diakibatkan karena adanya polusi lingkungan hidup yang kurang atau masih belum mendapatkan perhatian, karena itu gejala baru muncul setelah dewasa bukan karena merupakan hal yang aneh.

Penyebab

Dasar permasalah pada penyakit asma terletak pada kelainan saluran nafas yang berpa proses reaksi/keradangan (akibat reaksi alergi) yang disebabkan oleh paparan bahan-bahan antara lain:

* Debu yang ada di dalam rumah yaitu debu yang berasal dari kasur kapuk (terutama yang sudah lama), karpet, sofa, pakaian yang disimpan lama di dalam lemari, langit-langit atap rumah, buku-buku/kertas arsip yang lama, dll.
* Bahan makanan terutama jenis ikan laut, susu sapi, telur, coklat, kacang-kacangan, dll. (sedang kelompok bahan makann yang mempunyai ciri yang mengiritasi a.l. pedas, dingin, bergetah, rasa manis/asam, asin, dll. bukan penyebab tapi pemicu).
* Lingkungan hidup antara lain bulu yang berasal dari bahan pertanian (tepung sari, jerami, rumput-rumputan, ampas tebu, dll.), bahan yang berasal dari bulu dan kotoran unggas serta binatang piaraan.

Kandungan Gizi Kacang Merah

Kacang merah ternyata memiliki kemampuan untuk mengatasi bermacam-macam penyakit, di antaranya mampu mengurangi kerusakan pembuluh darah, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengurangi konsentrasi gula darah, serta menurunkan resiko kanker usus besar dan kanker payudara.

kandungan gizi pada kacang merah sangat bagus bagi kesehatan tubuh manusia. Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko kerusakan pembuluh darah.

Kacang merah memiliki kandungan lemak dan natrium yang sangat rendah, nyaris bebas lemak jenuh, serta bebas kolersterol. Di samping itu, kacang merah juga merupakan sumber serat yang baik. Dalam 100 gram kacang merah kering, dapat menghasilkan 4 gram serat yang terdiri dari serat yang larut air dan serat yang tidak larut air. Serat yang larut air secara nyata mampu menurunkan kadar kolesterol dan kadar gula darah.

Untuk mendapatkan khasiat yang sempurna dari kacang merah, ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mengolahnya. Sehabis direndam, buanglah air rendaman kacang merah. Kemudian rebuslah kacang merah dalam panci tertutup selama 3 menit, dan diamkan selama 2 jam agar airnya mengendap. Gantilah air rendaman itu dengan air yang matang, dan diamkan selama semalam. Esok harinya, kacang merah siap untuk dimasak menjadi makanan yang lezat. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan kemampuan kacang merah untuk memproduksi gas dalam usus yang akan membuat perut terasa kembung.

Teh Minuman Kesehatan

Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas.

Teh hijau, jenis teh tertua, amat disukai terutama oleh masyarakat Jepang dan Cina. Di sini daun teh mengalami sedikit proses pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Sedangkan teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.

Subklas polifenol meliputi flavonol, flavon, flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epi-cathecin (EC), epigallo-cathecin (EGC), epigallo-cathecin gallate (EGCg), dan quercetin umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan anti oksidan kuat dengan kekuatan hingga 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C yang juga merupakan antioksidan potensial. Antioksidan diketahui mampu menghindarkan sel dari kerusakan mengingat setiap kerusakan sel akan menyumbang lebih dari 50 penyakit.

Teh hijau mengandung EGCg, demikian juga teh hitam, demikian dikatakan seorang ahli biokimia. Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti Belanda menyebutkan, mengkonsumsi 4-5 cangkir teh hitam setiap hari akan menurunkan resiko stroke hingga 70% dibanding dengan mereka yang mengkonsumsi teh 2 cangkir sehari atau kurang. Laporan lainnya menyebutkan lebih banyak mengkonsumsi teh hitam berhubungan dengan rendahnya kasus serangan jantung. John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri Trombosis, Universitas Wisconsin, AS menemukan kunci khasiat dalam teh yaitu flavonoid. Hasil penelitiannya menunjukkan, flavonoid dalam teh hitam mampu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. Studi lain menyebutkan bahwa peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah, meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh.

Para peneliti di Universitas Case Western Reserve, Cleveland, AS menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90 %. Ternyata teh sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Teh juga diketahui mengandung fluoride yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Dalam suatu studi laboratorium di Jepang, para ahli menemukan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.

Penelitian di Jepang menunjukkan, daerah penghasil teh yang pendudukanya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Hasil studi lainnya, dilakukan kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker). Dilaporkan, angka rata-rata kanker pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak memperoleh ekstrak teh hijau.

Para peneliti yakin bahwa polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker. Studi lainnya dilakukan oleh Oguni dan Dr. Masami Yamada dari Hamamatsu Medical Center menemukan cathecin membunuh Helicobator pylori, bakteri pemicu kanker lambung.

CEWEK BEGINI, COWOK BEGITU...

Masih banyak perbedaan antara cowok dan cewek dalam soal cinta atau asmara. Karena sifatnya yang "cuek", tidak perdulian dan jarang meneteskan air mata, tak heran kalau cowok selalu menjadi "kambing hitam" atau pihak yang dibenci bila sebuah hubungan asmara terpaksa berakhir. Sebaliknya, cewek selalu nampak lebih menderita akibat putus cinta.

Dalam Liking and Loving: An Invitation to Social Psychology (1973), Zick Rubin, mengatakan bahwa cowok sebenarnya lebih rapuh, cengeng dan naif soal cinta. Cowok selalu menjadi pihak yang merasa lebih sakit hati akibat putus cinta. "Karena hal itu, biasanya cowok akan lebih hati-hati. Itulah kenapa cowok memiliki pengalaman bercinta lebih sedikit dari cewek, karena setelah putus, cowok akan sulit untuk jatuh cinta lagi," kata Rubin.

Dr. Clay Tucker-Ladd, penulis buku-buku psikologi, mengatakan bahwa cewek selalu ingin menempatkan dirinya sebagai pasangan yang ideal. Sebaliknya, karena pengalaman -yang tidak selalu mulus-, cowok kerap bersikap biasa-biasa saja. "Kendati mudah tertarik dengan kecantikan dan kebaikan cewek, namun sulit bagi cowok untuk menghapus rasa sakit akibat putus cinta."

Cowok, kata Rubin, lebih percaya pada romantisme. Cowok bisa memutuskan apakah dia jatuh cinta atau tidak, hanya dengan mendengar kata hatinya. "Sekali saja intusisi cowok berkata 'Ini dia soulmate saya' ketika bertemu seorang cewek, maka ketika itu pula mereka akan jatuh cinta kepada cewek itu," ungkap Rubin. "Sebaliknya, cewek selalu banyak pertimbangan dalam memutuskan sesuatu."

Kendati percaya pada romantisme, tapi jangan kaget, karena cowok kerap merefleksikan cinta mereka dengan cara yang tidak romantis. "Cowok akan lebih menghargai cewek yang rajin mencuci pirinng dan pakaian ketimbang cewek yang menghujaninya dengan ciuman. Padahal cewek justru menginginkan sebaliknya."

Bila disarankan untuk membahagiakan pacar atau istri, maka harap maklum, karena cowok akan lebih suka mencucikan mobil pacar atau istri daripada memberi pelukan dan ciuman. Dalam memandang keintiman, misalnya, cewek menerjemahkan keintiman sebagai ngobrol berdua di tempat redup atau makan malam di sebuah restoran sepi dengan candle light. Tetapi bagi cowok, keintiman itu artinya kerja bakti, alias melakukan sesuatu bersama-sama.

Cewek selalu memiliki tenggang rasa dan lebih bisa menjaga hubungan. Sedangkan cowok selalu "cuek" dan main "hantam kromo". Cewek selalu memikirkan bagaimana cara membagi penghasilannya dan cowoknya untuk dia sendiri, keluarga dan teman-teman. Sedangkan cowok, tak pernah mau pusing dengan masalah duit.

Cewek biasanya lebih cerewet. Cewek juga sering mengeluh soal hubungan dan masalah yang dihadapi. Sedang cowok tidak begitu peduli dan selalu menganggap semuanya biasa-biasa saja. Cewek selalu ingin menyelesaikan masalah dan perbedaan pendapat yang ada dengan tuntas, sedang cowok justru ingin melupakannya.

MAKANAN FAVORIT MENENTUKAN KEPRIBADIAN

Banyak cara menilai kepribadian seseorang. Bila kamu masih dalam tahap "PeDeKaTe", ada baiknya mengetahui apa makanan kesukaan calon pacar. Dari situ, kamu bisa mengetahui bagaimana sifat dia yang sesungguhnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan Baxters terhadap orang Inggris dan Skotlandia, belum lama ini, diketahui bahwa orang yang gemar makan wortel umumnya memiliki sifat pengasih dan berpikiran luas. Sayang, orang yang suka mengkonsumsi sayuran jenis ini, kemudian juga diketahui memiliki sikap ekstrovert dan bergaya bossy.

Bila dia gemar sekali memakan ayam goreng, ayam kuah opor dan berbagai masakan dari ayam, maka dia adalah tipe orang yang selalu bersikap realistis dan apa adanya. Dia cenderung berpikir logis dan jarang melibatkan perasaan dalam melihat suatu perkara.

Anda boleh merasa senang bila dia ternyata gemar sekali makan jamur, apapun jenisnya. Orang macam ini, kata survei itu, tergolong memiliki tingkat kesetiaan yang tinggi. Buktinya, 92% orang Inggris dan Skotlandia yang hoobi mengkonsumsi jamur memang terbukti setia.

Apabila dia gemar sekali makan mie, instant maupun olahan, terutama mie rasa ayam, maka dia termasuk orang yang independen. Bisa jadi demikian, faktanya, sebagian besar anak kost, terutama mahasiswa, ternyata doyan makan mie. Orang yang suka makan minestrone, sejenis sup yang disertai mie kecil-kecil, katanya sangat perfeksionis.
Sedangkan orang yang suka sekali akan tomat, katanya mempunyai sifat pemberani dan semangat tinggi. Namun sebagian lagi berpendapat bahwa orang yang gemar makan sup tomat ternyata mudah tergoda rayuan. Coba ingat-ingat, dia suka makan apa, ya?

Kecerdasan Emosional

Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Pada kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat kecerdasan intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih kesuksesan.

Daniel Goleman, seorang profesor dari Universitas Harvard menjelaskan bahwa ada ukuran/patokan lain yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Dalam bukunya yang terkenal, Emotional Intelligence, membuktikan bahwa tingkat emosional manusia lebih mampu memperlihatkan kesuksesan seseorang.

Intelligence Quotient (IQ) tidak dapat berkembang. Jika seseorang terlahir dengan kondisi IQ sedang, maka IQ-nya tidak pernah bisa bertambah maupun berkurang. Artinya, jika seseorang terlahir dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup, percuma saja dia mencoba dengan segala cara untuk mendapatkan IQ yang superior (jenius), begitu pula sebaliknya. Tetapi, Emotional Quotient(EQ) dapat dikembangkan seumur hidup dengan belajar.

Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:

*empati (memahami orang lain secara mendalam)
*mengungkapkan dan memahami perasaan
*mengendalikan amarah
*kemandirian
*kemampuan menyesuaikan diri
*disukai
*kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan
*kesetiakawanan
*keramahan
*sikap hormat

Orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mengajarkan kecerdasan emosi kepada anaknya dengan memberikan teladan dan contoh yang baik. Agar anak memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, orang tua harus mengajar anaknya untuk :

*membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis
*bekerja dalam kelompok secara harmonis
*berbicara dan mendengarkan secara efektif
*mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada (sportif)
*mengatasi masalah dengan teman yang nakal
*berempati pada sesama
*memecahkan masalah
*mengatasi konflik
*membangkitkan rasa humor
*memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit
*menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri
*menjalin keakraban

Jika seseorang memiliki IQ yang tinggi, ditambah dengan EQ yang tinggi pula, orang tersebut akan lebih mampu menguasai keadaan, dan merebut setiap peluang yang ada tanpa membuat masalah yang baru.

Inteligensi dan IQ

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :

Faktor bawaan atau keturunan

Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.

Faktor lingkungan

Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

Inteligensi dan IQ

Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.

Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.

Pengukuran Inteligensi

Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.

Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.

Inteligensi dan Bakat

Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.

Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.

Inteligensi dan Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.

Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.

Mengenal Autisme

Banyak sekali definisi yang beredar tentang apa itu Autisme. Tetapi secara garis besar, Autisme, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autisme Infantil.

Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri : berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.

Tetapi ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autisme pada penderita Schizophrenia dan penyandang autisme infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang autisme infantil terdapat kegagalan perkembangan.

Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang Ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autisme. ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autisme Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia. Kriteria tersebut adalah :

Harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3).

(1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :

*Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju
*Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
*Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain)
*Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik

(2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :

*Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal
*Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
*Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
*Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru

(3) Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :

*Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
*Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
*Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
* Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda

Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang (1) interaksi sosial, (2) bicara dan berbahasa, dan (3) cara bermain yang monoton, kurang variatif.

Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Kanak.

Namun kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autisme ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.

Autisme memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan kabar terakhir, di Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, di mana penyandang autisme ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhan lebih besar.

Mengenal & Membimbing Anak Hiperaktif

Apa sebenarnya yang disebut hiperaktif itu ? Gangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun 1900 di tengah dunia medis. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity disorder). Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif.

Inatensi

Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.

Hiperaktif

Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.

Impulsif

Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.

Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif

*Problem di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa
*Problem di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak. Akibatnya terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua menjadi stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan ditolak.
*Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
*Problem fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.

Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :

Faktor neurologik

*Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif
*Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi
*Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan

Faktor toksik

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.

Faktor genetik

Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.

Faktor psikososial dan lingkungan

Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :

*Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
*Kenali kelebihan dan bakat anak
*Membantu anak dalam bersosialisasi
*Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak
*Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya
*Menerima keterbatasan anak
*Membangkitkan rasa percaya diri anak
*Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya

Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.

Kebohongan dan Popularitas

Psikolog dari Universitas Massachusetts, Amerika Serikat, Robert S. Feldman menemukan adanya hubungan antara kebohongan dan popularitas di kalangan pelajar (anak muda). Penelitian yang dilakukan Robert S. Feldman ini dimuat dalam edisi terbaru Journal of Nonverbal Behavior.

"Kami menemukan bahwa kebohongan yang dilakukan oleh pelajar sebenarnya menunjukkan bahwa pelajar tersebut memiliki kemampuan kontrol sosial yang tinggi", demikian kata Feldman.

Feldman melakukan penelitian terhadap 32 orang tua pelajar tingkat menengah dan atas yang berusia antara 11 hingga 16 tahun, dan memberikan kuesioner yang berisi tentang berbagai informasi mengenai aktivitas anak-anak mereka, hubungan sosial, serta kemampuan anak-anak mereka di sekolah. Berdasarkan atas data-data itu, para pelajar dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki tingkat sosialisasi yang rendah, dan kelompok yang memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi. Para pelajar dalam dua kelompok tersebut diminta satu persatu untuk melakukan tes terhadap rasa yang sedap pada minuman yang manis, serta minuman masam dan minuman yang tidak sedap. Kemudian mereka diminta untuk meyakinkan para pengawas bahwa mereka menyukai atau tidak menyukai apa yang mereka minum. Ini membuat para pelajar tersebut membuat satu pernyataan yang benar dan satu pernyataan yang bohong.

Kegiatan itu direkam dalam bentuk video dan diedit secara seimbang menjadi bagian-bagian tertentu. Kepada 48 orang mahasiswa diperlihatkan rekaman ke-64 kegiatan tes itu untuk mengevaluasi efektifitas para pelajar mengekspresikan reaksi mereka saat mencicipi minuman yang disajikan dalam tes. Hasilnya ternyata bertentangan dengan tes minum yang dilakukan, umur, jenis kelamin para pelajar yang dites, dan kemampuan sosialisasi seperti yang dikatakan orang tua pra pelajar yang menjalani tes.

"Kami ingin mendapatkan bahwa kemampuan sosialisasi yang tinggi akan membuat seseorang lebih mudah memperdayakan orang lain, atau bahwa menjadi seorang pembohong besar akan membuat seseorang semakin terkenal", kata Feldman.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa remaja adolesen lebih mampu melakukan kebohongan dibandingkan dengan remaja yang lebih muda. Remaja putri juga didapati lebih bisa melakukan kebohongan dibanding remaja pria. Pada semua tingkatan usia dan jenis kelamin, mereka yang memiliki kemampuan sosialisasi yang lebih tinggi ternyata lebih berpotesial untuk menjadi pembohong besar. Saat berbohong, mereka lebih mampu mengendalikan ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara, serta kontak mata. Sedangkan mereka yang kurang bagus kemampuan sosialisasinya, mengalami banyak kesulitan dalam mengontrol perilakunya saat berbohong.

"Penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak realistis jika kita selalu berharap bahwa manusia akan selalu berkata jujur. Sebenarnya kita tidak ingin menerima kenyataan ini. Anak-anak pada usia muda berpikir untuk selalu bersopan santun dan berkata manis dalam segala situasi, meskipun sebenarnya yang mereka katakan bukanlah suatu kejujuran yang sebenarnya. Dengan begitu, mereka dapat diterima dengan baik oleh lingkungannya, semakin mendapat tempat, dan semakin populer", demikian kata Feldman.

Ibu Bekerja & Dampaknya bagi Perkembangan Anak

Salah satu dampak krisis moneter adalah bertambahnya kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi karena semakin mahalnya harga-harga. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut salah satu caranya adalah menambah penghasilan keluarga...akhirnya kalau biasanya hanya ayah yang bekerja sekarang ibupun ikut bekerja.

Ibu yang ikut bekerja mempunyai banyak pilihan. Ada ibu yang memilih bekerja di rumah dan ada ibu yang memilih bekerja di luar rumah. Jika ibu memilih bekerja di luar rumah maka ibu harus pandai-pandai mengatur waktu untuk keluarga karena pada hakekatnya seorang ibu mempunyai tugas utama yaitu mengatur urusan rumah tangga termasuk mengawasi, mengatur dan membimbing anak-anak. Apalagi jika ibu mempunyai anak yang masih kecil atau balita maka seorang ibu harus tahu betul bagaimana mengatur waktu dengan bijaksana. Seorang anak usia 0-5 tahun masih sangat tergantung dengan ibunya. Karena anak usia 0-5 tahun belum dapat melakukan tugas pribadinya seperti makan, mandi, belajar, dan sebagainya. Mereka masih perlu bantuan dari orang tua dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Bila anak itu dititipkan pada seorang pembantu maka orang tua atau khususnya ibu harus tahu betul bahwa pembantu tersebut mampu membimbing dan membantu anak-anak dalam melakukan pekerjaannya. Kalau pembantu ternyata tidak dapat melakukannya maka anak-anak yang akan menderita kerugian.

Pembentukan kepribadian seorang anak dimulai ketika anak berusia 0-5 tahun. Anak akan belajar dari orang-orang dan lingkungan sekitarnya tentang hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Anak yang berada di lingkungan orang-orang yang sering marah, memukul, dan melakukan tindakan kekerasan lainnya, anak tersebut juga akan bertumbuh menjadi pribadi yang keras. Untuk itu ibu atau orang tua harus bijaksana dalam menitipkan anak sewaktu orang tua bekerja.

Kadang-kadang hanya karena lingkungan yang kurang mendukung sewaktu anak masih kecil akan mengakibatkan dampak yang negatif bagi pertumbuhan kepribadian anak pada usia selanjutnya. Seperti kasus-kasus kenakalan remaja, keterlibatan anak dalam dunia narkoba, dan sebagainya bisa jadi karena pembentukan kepribadian di masa kanak-kanak yang tidak terbentuk dengan baik.

Untuk itu maka ibu yang bekerja di luar rumah harus bijaksana mengatur waktu. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga memang sangat mulia, tetapi tetap harus diingat bahwa tugas utama seorang ibu adalah mengatur rumah tangga. Ibu yang harus berangkat bekerja pagi hari dan pulang pada sore hari tetap harus meluangkan waktu untuk berkomunikasi, bercanda, memeriksa tugas-tugas sekolahnya meskipun ibu sangat capek setelah seharian bekerja di luar rumah. Tetapi pengorbanan tersebut akan menjadi suatu kebahagiaan jika melihat anak-anaknya bertumbuh menjadi pribadi yang kuat dan stabil.

Sedangkan untuk ibu yang bekerja di dalam rumahpun tetap harus mampu mengatur waktu dengan bijaksana.

Tetapi tugas tersebut tentunya bukan hanya tugas ibu saja tetapi ayah juga harus ikut menolong ibu untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga sehingga keutuhan dan keharmonisan rumah tanggapun akan tetap terjaga dengan baik.

Pengaruh Musik pada Anak

Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada "miring". Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.

Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, "Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia".

Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80 % dengan musik.

"Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony", demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh". Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan "head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam disekelilingnya. "Musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony", ujar Ev. Andreas Christanday.

Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.

Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia.

Wulaningrum Wibisono, S.Psi mengatakan, "Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi".

Puber Kedua

Istilah "puber" berasal dari kata "pubes" yang artinya rambut yang tumbuh di sekitar kemaluan. Kondisi ini dialami oleh anak berusia belasan tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Puber kedua adalah kondisi dimana terdapat kesamaan perilaku seperti yang dialami anak-anak yang memasuki masa puber, seperti lebih memperhatikan penampilan, lebih memperhatikan lawan jenis, dan sebagainya.

Puber kedua dialami oleh pria maupun wanita yang memasuki usia 40 tahun ke atas. Gejala yang timbul pada pria saat memasuki puber kedua adalah :

*

Enggan tampil tua. Mereka mulai memperhatikan penampilannya maupun keindahan tubuhnya. Rambutnya disemir ala anak muda, bergaya gaul, memodifikasi mobilnya menjadi ceper, dan sebagainya.
*

Mereka juga mulai senang kembali berpetualang. Mulai dari dari naik motor jarak jauh, sampai keluar masuk diskotek.
*

Produktivitas hidup meningkat. Banyak ditemui bahwa mereka semakin mahir bernegosiasi, semakin maju bisnisnya, maupun semakin memukau karirnya.

Sedangkan pada wanita, gejala yang muncul adalah :

*

Terganggu atau berhentinya proses menstruasi (terjadi menopause). Hal ini terjadi karena gonadotrop tidak diproduksi lagi oleh kelenjar hypophysc. Efek yang terjadi adalah pusing, lesu, dan kurang bergairah. Akibatnya kestabilan emosi sering terganggu.
*

Timbunan lemak menyusut sehingga kulit mulai keriput, bahkan buah dada mulai berubah bentuk. Rambutpun mulai memutih. Keadaan ini akan berpengaruh pada kejiwaannya. Apalagi jika suami memandang hal itu sebagai suatu kemunduran.

Setiap orang akan mengalami fase puber kedua ini. Karena itu perlu persiapan yang cukup matang untuk memasuki fase krisis ini. Di sinilah komitmen perkawinan kembali teruji. Komunikasi dan pengertian memegang peran yang sangat penting bagi pasangan yang mulai memasuki masa puber kedua ini. Kondisi yang berbeda antara suami dan istri sering kali memicu konflik di antara mereka berdua. Suami semakin bersemangat dalam banyak hal, sedangkan istri semakin lesu dan kurang bergairah. Bila terjadi komunikasi yang baik di antara pasangan yang memasuki masa ini, maka masalah krisis kedua ini akan dapat diselesaikan dengan baik.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melewati masa puber kedua dengan baik adalah:

*

Bertamasya berdua tanpa diganggu oleh kehadiran anak
*

Memberikan kejutan seperti candle light dinner, membelikan barang yang sedang diinginkan pasangan, dan sebagainya
*

Membuka kembali album foto kenangan bersama-sama
*

Menonton bioskop berdua saja
*

Dan sebagainya

Dengan demikian diharapkan pasangan yang memasuki masa puber kedua dapat melewatinya dengan baik dan memasuki usia senja dengan bahagia.

Kecemasan menghadapi menopause

1. Pengertian kecemasan menghadapi menopause
a. Pengertian kecemasan. Salah satu gejala yang dialami oleh semua
orang dalam hidup adalah kecemasan. Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat
dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari.
Bagaimanapun juga bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan
suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah
klinis.
Menurut Bryne (1966), bahwa kecemasan adalah suatu perasaan yang
dialami individu, seperti apabila ia mengalami ketakutan. Pada kecemasan
perasaan ini bersifat kabur, tidak realistis atau tidak jelas obyeknya sedangkan
pada ketakutan obyeknya jelas.
Menurut Hurlock (1990), kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir,
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya
perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa
rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.
Menurut Kartono (1997), ketidakberanian individu dalam menghadapi
suatu masalah dan ditambah dengan adanya kerisauan terhadap hal-hal yang tidak
jelas merupakan tanda-tanda kecemasan pada individu.
Pendapat ahli lain Havary (1997), berpendapat bahwa kecemasan
merupakan reaksi psikis terhadap kondisi mental individu yang tertekan. Apabila
orang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa berjalan dengan baik pada situasi
tertentu akan berakhir tidak enak maka mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau
situasi yang menekan akan memunculkan kecemasan.
Dari uraian di atas diambil suatu kesimpulan bahwa kecemasan adalah
suatu kondisi psikologis individu yang berupa ketegangan, kegelisahan,
kekhawatiran sebagai reaksi terhadap adanya sesuatu yang bersifat mengancam.
b. Pengertian menopause. Menurut Kartono (1992), bahwa “men” berarti
bulan, “pause, pausa, pausis, paudo” berarti periode atau tanda berhenti, hilangnya
menopause diartikan sebagai berhentinya secara definitif menstruasi.
Mappiare (1983), mengemukakan menopause sebagai akibat adanya
perubahan fisik dan psikis yang ditandai dengan berhentinya produksi sel telur
dan hilangnya kemampuan untuk melahirkan anak yang juga ditandai berhentinya
menstruasi.
Wanita akan mengalami menopause ditandai dengan berhentinya sirkulasi
haid dan juga diikuti dengan melemahnya organ produksi dan muncul gejalagejala
penuaan dibeberapa bagian tubuh. (Ibrahim, 2002)
Pakasi (1996), menjelaskan definisi menopause bukan hanya dari segi fisik
yaitu berhentinya menstruasi, tetapi dari segi usia yaitu dimulai pada akhir masa
menopause dan berakhir pada awal lanjut usia (senium) yaitu sekitar 40-65 tahun.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan menopause adalah suatu fase
dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya menstruasi, berhentinya
produksi sel telur, hilangnya kemampuan melahirkan anak, dan membawa
perubahan dan kemunduran baik secara fisik maupun psikis.
c. Pengertian kecemasan menghadapi menopause. Burn (1988), bahwa
kebanyakan wanita menopause sering mengalami depresi dan kecemasan dimana
kecemasan yang muncul dapat menimbulkan insomnia atau tidak bisa tidur.
Setiap orang mempunyai keyakinan dan harapan yang berbeda-beda.
Karena perbedaan itu maka tidak ada dua orang yang akan memberikan reaksi
yang sama, meskipun tampaknya mereka seakan-akan bereaksi dengan cara yang
sama. Situasi yang membuat cemas adalah situasi yang mengandung masalah
tertentu yang akan memicu rasa cemas dalam diri seseorang dan tidak terjadi pada
orang lain. (Tallis, 1995)
Kartono (1992), mengemukakan perubahan-perubahan psikis yang terjadi
pada masa menopause akan menimbulkan sikap yang berbeda-beda antara lain
yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simtom-simtom psikologis
seperti: depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah, dan diliputi
banyak kecemasan.
Adanya perubahan fisik yang terjadi sehubungan dengan menopause
mengandung arti yang lebih mendalam bagi kehidupan wanita. Berhentinya siklus
menstruasi dirasakan sebagai hilangnya sifat inti kewanitaannya karena sudah
tidak dapat melahirkan anak lagi. Akibat lebih jauh adalah timbulnya perasaan tak
berharga, tidak berarti dalam hidup sehingga muncul rasa khawatir akan adanya
kemungkinan bahwa orang-orang yang dicintainya berpaling dan
meningggalkannya. Perasaan itulah yang seringkali dirasakan wanita pada masa
menopause, sehingga sering menimbulkan kecemasan. (Muhammad,1981)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan
menghadapi menopause adalah perasaan gelisah, khawatir dari adanya perubahanperubahan
fisik, sosial maupun seksual sehubungan dengan menopause.
2. Faktor penyebab kecemasan menghadapi menopause
Sebuah permasalahan yang muncul pasti ada yang melatarbelakanginya,
sehingga permasalahan itu timbul demikian juga kecemasan yang dialami oleh
seseorang, ada penyebab yang melatarbelakanginya.
Menurut Kartono (2000), kecemasan disebabkan oleh dorongan-dorongan
seksual yang tidak mendapatkan kepuasan dan terhambat, sehingga
mengakibatkan banyak konflik batin.
Menurut Hartoyo (2004), bahwa stressor pencetus kecemasan dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
b. Ancaman terhadap system diri, dapat membahayakan identitas, harga diri,
dan fungsi integritas sosial. Faktor internal dan eksternal dapat mengancam
harga diri. Faktor eksternal meliputi kehilangan nilai diri akibat kematian,
cerai, atau perubahan jabatan. Faktor internal meliputi kesulitan interpersonal
di rumah atau tempat kerja.
Menurut Carpenito (1998), ada beberapa faktor yang berhubungan dengan
munculnya kecemasan yaitu :
a. Patofisiologis, yaitu setiap faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dasar
manusia akan makanan, air, kenyamanan dan keamanan.
b. Situasional (orang dan lingkungan)
Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya
kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurang penghargaan dari orang
lain.
a). Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat karena kematian,
perceraian, tekanan budaya, perpindahan, dan adanya perpisahan
sementara atau permanen.
b). Berhubungan dengan ancaman intergritas biologis : yaitu penyakit, terkena
penyakit mendadak, sekarat, dan penanganan-penanganan medis terhadap
sakit.
c). Berhungan dengan perubahan dalam lingkungannya misalnya :
pencemaran lingkungan, pensiun, dan bahaya terhadap keamanan.
d). Berhubungan dengan perubahan status sosial ekonomi, misalnya
pengangguran, pekerjaan baru, dan promosi jabatan.
e). Berhubungan dengan kecemasan orang lain terhadap individu.
Freud (dalam Hall, 1980), faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah
lingkungan disekitar individu.dan menurut Priest (1987), bahwa sumber umum
dari kecemasan adalah pergaulan, usia yang bertambah, keguncangan rumah
tangga, dan adanya problem. Selain itu kecemasan juga ditimbulkan karena tidak
terpenuhinya kebutuhan seksual, atau frustasi karena tidak tercapainya apa yang
diingini baik material maupun sosial.
Menurut Tallis (1995), bahwa penyebab individu cemas adalah masalah
yang tidak bisa terselesaikan. Contoh masalah yang tidak dapat terselesaikan
adalah penuaan dan kematian. Menurut Dimyati (1990), mengatakan bahwa
kecemasan disebabkan oleh adanya keinginan-keinginan, kebutuhan, dan hal-hal
yang tidak disetujui oleh orang-orang disekitar, selain itu rangsangan emosi
merupakan reaksi terhadap kekecewaan terhadap frustasi. Sedangkan menurut
Freud (dalam Dimyati, 1990), bahwa penyebab kecemasan pada individu adalah
motif sosial dan motif seksual.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan kecemasan menghadapi menopause adalah masalah yang tidak
terselesaikan, kekhawatiran terhadap sesuatu yang belum terjadi, adanya motif
sosial dan motif seksual.
3. Gejala-gejala kecemasan menghadapi menopause
Setiap individu pasti pernah merasakan perasaan tidak nyaman, takut waswas
akan suatu hal dalam hidupnya, salah satunya adalah perasaan cemas.
Ada beberapa gejala tentang kecemasan menurut Morgan (1991) yaitu :
a. Gejala fisiologis : gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, kelopak
mata bergetar, kening berkerut, muka tegang, tak dapat diam, mudah kaget,
berkeringat, jantung berdebar cepat, rasa dingin, telapak tangan lembab, mulut
kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas
dingin, sering kencing, diare, rasa tak enak di ulu hati, kerongkongan
tersumbat, muka merah dan pucat, denyut nadi dan nafas yang cepat waktu
istirahat.
b. Gejala psikologis : rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan
datang, seperti cemas, khawatir, takut, berpikir berulang-ulang, membayangkan
akan datangnya kemalangan terhadap dirinya maupun orang lain, kewaspadaan
yang berlebih, diantaranya adalah mengamati lingkungan secara berlebihan
sehingga mengakibatkan perhatian mudah teralih, sulit konsentrasi, merasa
nyeri, dan sukar tidur.
Adapun gejala-gejala psikologis adanya kecemasan menghadapi
menopause bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn dan Davidson
(dalam Zainuddin, 2000) adalah sebagai berikut:
a. Suasana hati, yaitu keadaan yang menunjukan ketidaktenangan psikis, seperti:
mudah marah, persaaan sangat tegang.
b. Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti : khawatir, sukar
konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri
sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya,.
c. Motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari
situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri dari kenyataan.
d. Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup,
kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
e. Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar,
pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
Menurut Freud (dalam Hall, 1980), mengatakan tentang gejala-gejala
kecemasan yang dialami oleh individu biasanya mulutnya menjadi kering bernafas
lebih cepat, jantung berdenyut cepat.
Selain hal diatas Weekes (1992), menambahkan tentang gejala-gejala
kecemasan yang lain diantaranya adalah gelisah, adanya perasaan tidak berdaya,
tidak nyaman, insomnia, menarik diri, gangguan pola makan, komunikasi verbal
menurun, perasaan terancam atau ketakutan yang luar biasa, pikiran terpusat pada
gangguan fisiknya dan kesadaran diri menurun, merasa mual, banyak berkeringat,
gemetar dan seringkali diare.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan tentang gejala-gejala kecemasan
menghadapi menopause adalah suasana hati yang menunjukan ketidaktenangan
psikis, pikiran yang tidak menentu, motivasi untuk mencapai sesuatu, reaksireaksi
biologis yang tidak terkendali.
4. Periode terjadinya menopause
Wanita dilahirkan dengan sejumlah besar sel telur yang secara bertahap
akan habis terpakai. Ovarium tidak mampu membuat sel telur baru, sehingga
begitu sel telur yang dimiliki sejak lahir habis, maka ovulasi akan berhenti sama
sekali. Jadi terdapat semacam kekurangan hormon yang menyebabkan sebagian
besar masalah yang terjadi disekitar menopause atau yang berkembang
sesudahnya.
Muhammad (1981), menjelaskan bahwa pada suatu saat akan tiba
waktunya bagi sisa folikel sel telur yang berada pada indung telur mulai
menghilang. Saat ini tidaklah sama pada setiap wanita. Perubahan ini terjadi
secara mendadak, diantara umur 45 tahun dan 55 tahun. Ada transisi yang
bertahap dari masa kegiatan indung telur yang tidak ada lagi, ketika wanita itu
sudah mulai memasuki usia menopause
Terjadinya menopause dipicu oleh perubahan hormon dalam tubuh.
Dimana hormon merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
tertentu dalam tubuh (tidak semua kelenjar menghasilkan hormon), yang efeknya
mempengaruhi kerja alat-alat tubuh yang lain. Hormon yang dikeluarkan melalui
saluran terbuka keluar, tetepi langsung disalurkan ke dalam darah melalui
perembesan pada pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar kelenjar tersebut.
Seperti diketahui ada tiga macam hormon penting yang diproduksi oleh ovarium,
yaitu estrogen, progesteron, dan testotesron, dimana setelah mencapai menopause
hormon-hormon ini tidak diproduksi. (Sadli, 1987)
Estrogen dan progesteron pada wanita disebut hormon kelamin (sex
hormones). Esrtogen pada wanita menampilkan tanda-tanda kewanitaan, seperti
kulit halus, suara lemah lembut, payudara membesar. Dalam setiap bulan, kadar
estrogen dan progesteron bergelombang, bergantian naik turun. Gelombang itu
yang menyebabkan terjadinya haid pada wanita. Lain halnya dengan estrogen
yang hanya dihasilkan oleh indung telur selam persediaan sel tulur masih ada.
Tugas estrogen sebenarnya ialah mematangkan sel telur sebelum dikeluarkan.
Oleh karena itu selam estrogen masih ada, sel telur tetap akan diproduksi.
Kemudian setelah wanita berusia sekitar 45 tahun, ketika persediaan sel telur
habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen akibatnya haid tidak
muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti
berhentinya masa kesuburannya. (Sadli, 1987)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa periode terjadinya
menopause ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan
produksi estrogen akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut
menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya.

Kreativitas Verbal

Kata kreativitas berasal dari kata sifat creative yang berarti pandai mencipta. Sedangkan untuk pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinalitas berpikir.
Menurut Komite Penasehat Nasional Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya, keativitas merupakan bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat orisinal, murni, dan bermakna (Munandar, 1999b).
Guilford (1967) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Guilford juga menambahkan bahwa bentuk pemikiran kreatif masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan, sebab, disekolah yang dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berfikir logis).
Hurlock (1992) juga menjelaskan bahwa kreativitas merupakan proses mental yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinal. Hurlock menambahkan kreativitas menekankan pada pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas juga tidak selalu menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan dinilai.

Menurut Jawwad (2004) kreativitas adalah kemampuan berpikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidang keilmuan, kesenian, kesusastraan, maupun bidang kehidupan lain yang melimpah.
Chandra (1994) menguraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
Maslow (dalam Schultz, 1991) menyatakan bahwa kreativitas disamakan dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, suatu cara yang tidak berprasangka, dan langsung melihat kepada hal-hal atau bersikap asertif. Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri.
Munandar (1999b) menguraikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada. Pengertian kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada dirinya sendiri melainkan untuk menciptakan hubungan yang baik antara dirinya dengan lingkungan dalam hal material, sosial, dan psikis.
Munadi (1987) memberikan batasan kreativitas sebagai proses berpikir yang membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah. Kemudian ia menemukan bahwa kreativitas yang penting bukan apa yang dihasilkan dari proses tersebut tetapi yang pokok adalah kesenangan dan keasyikan yang terlihat dalam melakukan aktivitas kreatif.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses berpikir yang lancar, lentur dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, dan bermakna, serta membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah.

2. Ciri-ciri individu yang kreatif
Munandar (1999a) menyatakan bahwa ciri individu yang kreatif menurut para ahli psikologi antara lain adalah bebas dalam berpikir, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, mempunyai minat luas, percaya pada diri sendiri, tidak mau menerima pendapat begitu saja, cukup mandiri dan tidak pernah bosan.
Lebih lanjut Munandar (1999a) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir :
a. Keterampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan.
b. Keterampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
c. Keterampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.
d. Keterampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci detil-detil dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
e. Keterampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak
Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan, motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu : a) Rasa ingin tahu; b) Bersifat imajinatif; c) Merasa tertantang oleh kemajemukan; d) Berani mengambil risiko; e) Sifat menghargai.
Sund (dalam Nursito, 2000) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif memiliki ciri-ciri yaitu (a) mempunyai hasrat ingin tahu, bersikap terhadap pengalaman baru, (b) panjang akal, (c) keinginan untuk menemukan dan meneliti, (d) cenderung lebih suka melakukan tugas yang lebih berat dan sulit, (e) berpikir fleksibel, bergairah, aktif dan berdedikasi dalam tugas, (f) menanggapi pertanyaan dan mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban lebih banyak.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri individu yang kreatif adalah bebas dalam berpikir dan bertindak, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai minat yang luas, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, tidak pernah bosan, dan merasa tertantang oleh kemajemukan.

3. Aspek-aspek kreativitas
Guilford (Nursito, 2000) menyatakan bahwa aspek-aspek kreativitas adalah sebagai berikut :
1. Fluency, yaitu kesigapan, keancaran untuk menghasilkan banyak gagasan
2. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagsan yang asli.
4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail atau terperinci.
5. Redefinition, yaitu kemampan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut yang lain daripada cara-cara yang lazim.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek kreativitas adalah fluency (kelancaran), fleksibilitas, orisinalitas (murni), elaborasi, dan redenifition.
B. Kreativitas Verbal
1. Pengertian Kreativitas Verbal
Kreativitas verbal terdiri dari 2 kata, yaitu kreativitas dan verbal. Thrustone, yang dikutip Azwar (1996) menyatakan bahwa verbal adalah pemahaman akan hubungan kata, kosakata, dan penguasaan komunikasi.
Sinolungan (2001) menyatakan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan berkomunikasi yang diawali dengan pembentukan ide melalui kata-kata, serta mengarahkan fokus permasalahan pada penguasaan bahasa atau kata-kata, yang akan menentukan jelas tidaknya pengertian mengenai ide yang disampaikan.
Torrance (Munandar, 1999b) mengungkapkan kreativitas verbal sebagai kemampuan berpikir kreatif yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam bentuk verbal. Bentuk verbal dalam tes Torrance berhubungan dengan kata dan kalimat.
Mednick & Mednick (dalam Sinolungan, 2001) menambahkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan melihat hubungan antar ide yang berbeda satu sama lain dan kemampuan untuk mengkombinasikan ide-ide tersebut ke dalam asosiasi baru. Anak-anak yang mempunyai kemampuan tersebut mampu membuat pola-pola baru berdasarkan prakarsanya sendiri menurut ide-ide yang terbentuk dalam kognitif mereka.
Guilford (1967) menambahkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan berfikir divergen, yaitu pemikiran yang menjajagi bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama besarnya.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan membentuk ide-ide atau gagasan baru, serta mengkombinasikan ide-ide tersebut kedalam sesuatu yang baru berdasarkan informasi atau unsur-unsur yang sudah ada, yang mencerminkan kelancaran, kelenturan, orisinalitas dalam berpikir divergen yang terungkap secara verbal.

2. Faktor yang mempengaruhi kreativitas verbal.
Munandar (1999b) mengatakan bahwa lingkungan yang responsif (keluarga, sekolah, dan masyarakat) merupakan faktor utama terjadinya proses perkembangan inteligensi dan merupakan dasar yang kuat untuk pertumbuhan kreativitas verbal.
Hurlock (1992) mengemukakan kondisi yang mempengaruhi kreativitas adalah :
a. Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur, karena hal itu akan menyebabkan anak hanya mempunyai sedikit waktu untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep serta mencobanya dalam bentuk baru.
b. Kesempatan menyendiri. Anak dapat menjadi kreatif bila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial.
c. Dorongan. Orang tua sebaiknya mendorong anak untuk kreatif serta tidak mengejek atau mengkritik anak.
d. Sarana belajar dan bermain untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dari kreatif.
e. Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus memberikan bimbingan dan dorongan untuk merangsang kreativitas anak.
f. Hubungan orang tua. Orang tua yang tidak terlalu melindungi dan tidak terlalu posesif akan sangat mendukung kreativitas anak.
g. Cara mendidik anak. Cara mendidik yang demokratis dan permisif akan meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik yang otoriter akan memadamkan kreativitas anak.
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
Menurut Kutner dan Kanto (dalam Rismiati, 2002) menyatakan faktor-faktor yang menimbulkan kreativitas adalah :
a. Lingkungan didalam rumah maupun di sekolah yang merangsang belajar kreatif. Lingkungan kreatif tercipta dengan memberikan pertanyaan terbuka, dapat dilakukan dirumah maupun disekolah yang menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu anak.
b. Pengaturan Fisik. Dengan menciptakan suasana nyaman dan santai untuk merangsang imajinasi anak.
c. Konsentrasi. Akan menghasilkan ide-ide yang produktif sampai menampilkan daya khayal anak untuk mengembangkan imajinasi anak.
d. Orang tua dan guru sebagai fasilitator. Orang tua dan guru harus bisa menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.
Munandar (1988a) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas verbal adalah :
a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking) yang menggambarkan banyaknya gagasan yang keluar dalam pemikiran seseorang.
b. Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
c. Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan seseorang untuk mencetuskan gagasan asli.
d. Elaborasi yaitu kemampuan untuk mengembangkan ide-ide dan menguraikan ide-ide tersebut secara terperinci.
Keempat faktor tersebut oleh Munandar digunakan untuk menyusun Tes Kreativitas Verbal.
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengauhi kreativitas verbal adalah waktu, kesempatan menyendiri, sarana, lingkungan, dan kesempatan memperoleh pengetahuan. Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi kreativitas verbal adalah kelancaran berpikir (fluency of thinking), fleksibilitas (keluwesan), originalitas (keaslian), dan elaborasi.

3. Faktor-faktor yang menghambat Kreativitas Verbal
Menurut Lehman (dalam Hurlock, 1996) kreativitas akan melemah apabila dihambat oleh lingkungan seperti :
a. Kesehatan yang buruk. Dapat mematikan daya kreativitas anak karena anak tidak mampu mengembangkan diri.
b. Lingkungan keluarga yang kurang baik. Tidak memberi dorongan untuk meningkatkan kreativitas.
c. Adanya tekanan ekonomi. Mempersulit anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya, bila anak membutuhkan dana, misalnya membeli buku.
d. Kurangnya waktu luang. Tidak adanya kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya.
Hurlock (1992) menambahkan kondisi yang dapat melemahkan kreativitas adalah:
a. Pembatasan eksplorasi. Kreativitas anak akan melemah bila orang tua membatasi anaknya untuk bereksplorasi dan bertanya.
b. Pengaturan waktu yang terlalu ketat. Anak menjadi tidak kreatif jika terlalu diatur, karena mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk bebas berbuat sesuka hati mereka.
c. Dorongan kebersamaan keluarga. Perkembangan kreativitas anak akan terganggu bila keluarga selalu menuntut kegiatan bersama-sama, karena tidak mempedulikan minat dan pilihan anak.
d. Membatasi khayalan. Hal ini dapat melemahkan kreativitas, karena orang tua selalu menginginkan anaknya berpikiran realistis dan beranggapan bahwa khayalan hanya membuang-buang waktu.
e. Penyediaan alat-alat permainan yang sangat terstruktur. Anak yang sering diberi mainan yang sangat terstruktur, seperti boneka yang berpakaian lengkap, akan kehilangan kesempatan untuk bermain.
f. Sikap orang tua yang konservatif. Orang tua yang bersikap seperti ini biasanya takut menyimpang dari pola sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga mereka selalu menemani kemana pun anaknya pergi.
g. Orang tua yang terlalu melindungi. Jika orang tua terlalu melindungi anak-anaknya, maka mereka mengurangi kesempatan bagi anaknya untuk mencari cara mengerjakan sesuatu yang baru atau berbeda.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menghambat kreativitas verbal adalah : kesehatan yang buruk, lingkungan keluarga yang kurang baik, adanya tekanan ekonomi, kurangnya waktu luang, pembatasan eksplorasi, membatasi khayalan anak, sikap orang tua yang terlalu melindungi, dan pengaturan waktu yang terlalu ketat.

4. Perkembangan Kreativitas Verbal
Bahtiar (Ali Sjahbana, 1983) berpendapat bahwa salah satu faktor penting yang memungkinkan kreativitas berkembang adalah adanya kebutuhan sosial yang menghendaki suatu bentuk, struktur, pola atau sistem yang baru, karena apa yang telah ada dianggap tidak lagi memadai atau tidak bisa memenuhi kebutuhan. Pada keadaan tertentu orang-orang yang berhubungan satu sama lain bisa merasa kurang senang, tidak puas, dengan bentuk dan sifat-sifat hubungan mereka, sehingga mereka merasakan perlu penciptaan bentuk-bentuk, pola-pola atau sistem hubungan yang baru.
Soemardjan (1983) menekankan bahwa timbul, tumbuh, dan berkembangnya kreativitas individu tidak lepas dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu tersebut tinggal.
Munandar (1999a) menyebutkan bahwa mengembangkan kreativitas meliputi:
a. Pengembangan segi kognitif antara lain dilakukan dengan merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir.
b. Pengembangan segi afektif antara lain dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk bersibuk diri secara kreatif.
c. Pengembangan segi psikomotorik dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif dan inovatif.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perkembangan kreativitas verbal meliputi segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu tersebut tinggal juga dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kreativitas verbal.

diambil dari Tulisan Nur AM

Kamis, 14 Januari 2010

Pembangkang Ditahan Polisi di China Selatan

Hong Kong, (ANTARA News) - Pembangkang China, Zhao Shiying, telah ditahan oleh polisi di kota China selatan, Shenzen, diduga sebagai isyarat aksi penumpasan terhadap penandatanganan Charter 08 terus berlangsung, kata para aktivis dan kelompok hak asasi manusia (HAM).

Zhao, yang menggunakan nama pena Zhao Dagong, ditahan oleh polisi Senin setelah para petugas menyerbu rumahnya dan merampas dua komputer, buku-buku dan catatan-catatan, kata kelompok advokasi HAM The International Pen, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kelompok tersebut menambahkan, bahwa isteri Zhao dan dua anaknya juga dibawa ke kantor polisi setempat untuk diperiksa sebelum mereka dibebaskan.

"Kami serukan kepada pemerintah untuk membebaskan Zhao Shiying segera, dan berhenti mempropagandakan kampanye ini terhadap seluruh warga China yang menyatakan kepatuhan mereka, terhadap hak-haknya mereka berdasarkan undang-undang China dan internasional," kata Anthony Appiah, ketua PEN Pusat Amerika.

Seorang aktivis HAM dan sahabat Zhao di Shenzhen yang menolak disebut namanya, membenarkan bahwa Zhao telah ditahan.

Pen Internasional mengatakan dalam pernyataannya, bahwa Zhao mungkin telah memberikan dukungan umumnya kepada aktivis Liu Xiaobo, yang dijatuhi hukuman 11 tahun penjara pada Hari Natal tahun lalu, berkaitan tuduhan subversi setelah menjadi ketua bersama dalam penyusunan Charter 08.

Charter 08 adalah satu petisi yang menyerukan reformasi demokrasi dan politik yang lebih luas.

Liu, tokoh pengecam terkemuka Partai Komunis yang berkuasa, yang juga menjadi penyusun bersama Charter 08 mengimbau dilakukannya perubahan-perubahan demokrasi dan politik di China, yang ditandatangani oleh ratusan inteletual dan para pembangkang termasuk Zhao.

Secara terpisah, seorang pengacara HAM terkenal Gao Zhisheng, yang juga telah ditahan polisi hampir setahun, dilaporkan hilang sejak September menurut saudara lelakinya, yang mencuatkan kekhawatiran atas nasibnya.

Gao yang telah terus-menerus menjengkelkan pihak pemerintah Beijin, menyusun surat-surat terbuka kepada para pemimpin senior China menuntut diakhirnya penyiksaan terhadap para pemeluk agama/kepercayaan, termasuk para anggota kelompok Falungong.(*)

Torres "Menulis" Resep

London, (ANTARA News) - Bak dokter "menulis" resep bagi pasien yang sedang menderita sakit, striker Liverpool Fernando Torres yang saat ini masih dibekap cedera mengimbau pemilik klub itu agar merekrut pemain-pemain top.

Imbauan Torres kepada Tom Hicks dan George Gillett itu menyusul kekalahan memalukan Liverpool dari klub divisi dua Reading di putaran ketiga Piala FA, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Torres harus absen selama enam pekan setelah tulang rawan pada lututnya sobek saat pertandingan Rabu lalu, sementara kapten Steven Gerrad dan pemain tengan Yossi Benayoun juga masih dilanda cedera.

"Sekarang saatnya pemilik bertindak. Mereka harus merekrut pemain baru agar kekalahan seperti ini tidak terulang lagi," kata pemain asal Spanyol itu seperti dikutip media Inggris, Jumat.

"Jika kita ingin dapat bersaing dengan Manchester United dan Chelsea, kita perlu melengkapi tim. Kita perlu pemain-peamin kelas satu dan kita tidak bisa membiarkan pemain-pemain terbaik absen," katanya.

"Masalah ini membuat frustrasi," tambahnya.

Menurut Torres, meskipun Liverpool musim ini sulit untuk dapat menjuarai Liga Utama Inggris, namun dalam situasi ini mereka perlu menunjukkan yang terbaik.

Tim asuhan Rafa Benitez itu kini di urutan tujuh klasemen Liga Utama Inggris dengan 33 poin dari 20 pertandingan, 12 poin di bawah pimpinan klasemen Chelsea dan lima poin di bawah Manchestes City yang bercokol di urutan empat.(*)

Harga Minyak Turun di Bawah 79 Dolar

Singapura, (ANTARA News)) - Harga minyak mentah memperpanjang pelemahan di perdagangan Asia Jumat di tengah turunnya permintaan energi dan kabar komoditas AS serta berbagai opsi regulator yang memperketat pengawasan dalam pasar berjangka energi, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Februari turun 49 sen menjadi 78,90 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret turun 57 sen dolar ke posisi 78 dolar per barel.

Harga menurun setelah Departemen Energi (DoE) AS melaporkan Rabu kenaikan tidak terduga dalam cadangan minyak negara itu, kata analis.

Minyak mentah New York naik ke posisi tinggi 15 bulan mencapai 83,95 dolar per barel pada Senin didukung data China yang menguat tetapi memunculkan konsekuensi dalam pemberitaan itu bahwa Beijing memperketat pasokan uang dalam upaya menjinakkan pertumbuhan ekonomi.

"Saya pikir ini memerlukan banyak koreksi...karena minyak telah menguat hampir 84 dolar per barel," kata Tony Nunan, manajer risiko pada Mitsibushi Corp di Tokyo.

"Setidaknya ini optimisme dan perasaan senang telah didorong permintaan China." Seperti Amerika Serikat, China adalah konsumen minyak utama dunia.

Nunan mengatakan bahwa kenaikan dalam cadangan energi AS "suatu chek realita bahwa inventaris di mana masih tinggi...juga sedikit kekhawatiran dan ketidakpastian di pasar saat ini."

DoE mengatakan bahwa cadangan minyak mentah AS naik 3,7 juta barel pada pekan yang berakhir 8 Januari, jauh lebih besar ketimbang perkiraan konsensus untuk kenaikan satu juta barel.

Minyak sulingan--termasuk bahan bakar pemanas dan juga minyak disel--naik 1,4 juta barel, kata DoE, bertolak belakang dengan ramalan penurunan 1,8 juta barel.

Minyak sulingan saat ini di tengah fokus musim dingin yang masih berlanjut di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia, tetapi para peramal telah memperkirakan cuaca dingin mulai berkurang selama sepekan.(*)

Fakir-Miskin, Mana yang Lebih Parah?

Seorang pembaca tulisan perkenalan saya yang lalu mengingatkan bahwa pengertian fakir dan miskin-nya, terbalik. Berbeda dengan Oom Jon Pakir, Dul Pakir ini bukan lulusan pesantren, melainkan hanya sekolah madrasah sore hari pada masa kecil. Dan kemungkinan besar definisi itu memang terbalik.

Dalam tulisan saya terdahulu, "fakir adalah orang yang tidak mempunyai kecukupan harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal".

Sedangkan miskin adalah "orang yang sama sekali tidak mempunyai apa-apa”. Dan lantas uraian saya, berkembang sesuai dengan logika itu.

Yang betul, kata pembaca yang mengoreksi, fakir, adalah mereka yang tidak mempunyai harta dan pekerjaan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Sedangkan, miskin adalah mereka yang mempunyai harta dan pekerjaan, namun tidak mencukupi kebutuhan primer mereka.

Ada yang mencatat lebih ilustratif bahwa, fakir adalah sangat melarat, bahwa kalau seseorang membutuhkan harta untuk bisa hidup layak sebanyak 10 rupiah namun hanya memiliki tiga rupiah; sementara miskin adalah orang miskin sedang, bahwa kalau seseorang membutuhkan harta untuk bisa hidup layak sebanyak 10 rupiah namun hanya memiliki tujuh rupiah. Jadi fakir itu kondisinya di bawah miskin.

Kalau pengertian ini yang dipakai, maka pengertian saya dalam tulisan terdahulu, bahwa miskin itu di bawahnya fakir, adalah keliru. Tapi, apakah telah sepenuhnya keliru?

Coba kita baca uraian Ustadz Quraish Shihab mengenai “Kemiskinan”, dalam bukunya “Wawasan Al-Qur’an” (Mizan, cetakan XVII, 2006). Ustadz Quraish mengulas soal dua istilah itu dalam konteks menjelaskan hakikat kemiskinan.

“Kemiskinan dan pengentasannya,” catat Ustadz Quraish, “termasuk persoalan kemasyarakatan, yang faktor penyebab dan tolok ukur kadarnya, dapat berbeda akibat perbedaan lokasi dan situasi. Karena itu Al-Quran tidak menetapkan kadarnya, dan tidak memberikan petunjuk operasional yang rinci untuk pengentasannya.”

Selanjutnya, kita baca uraian Ustadz Quraish berikut ini: “Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “miskin” diartikan sebagai tidak berharta benda; serba kekurangan (berpenghasilan rendah). Sedangkan fakir diartikan sebagai orang yang sangat berkekurangan; atau sangat miskin.”

“Dari bahasa aslinya (Arab) kata miskin terambil dari kata sakana yang berarti diam atau tenang, sedang faqir dari kata faqr yang pada mulanya berarti tulang punggung. Faqir adalah orang yang patah tulang punggungnya, dalam arti bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga “mematahkan” tulang punggungnya.”

“Sebagai akibat dari tidak adanya definisi yang dikemukakan Al-Quran untuk kedua istilah tersebut, para pakar Islam berbeda pendapat dalam menetapkan tolok ukur kemiskinan dan kefakiran.”

“Sebagian mereka berpendapat bahwa fakir adalah orang yang berpenghasilan kurang dari setengah kebutuhan pokoknya, sedang miskin adalah yang berpenghasilan di atas itu, namun tidak cukup untuk menutupi kebutuhan pokoknya. Ada juga yang mendefinisikan sebaliknya, sehingga menurut mereka keadaan si fakir relatif lebih baik dari si miskin.”

Membaca keterangan Ustadz Quraish, agak lega juga. Sepenggal kalimat “Ada juga yang mendefinisikan sebaliknya, sehingga menurut mereka keadaan si fakir relatif lebih baik dari si miskin, ”seolah mengkonfirmasi bahwa, apa yang saya tulis terdahulu tidak sepenuhnya salah juga".

Tapi, sungguh, saya tak hendak mengajak untuk berpolemik secara fiqiyah tentang definisi fakir dan miskin itu. “Al-Quran dan hadis tidak menetapkan angka tertentu dan pasti sebagai ukuran kemiskinan, sehingga yang dikemukakan di atas dapat saja berubah,” catat Ustadz Quraish.

Namun, tambahnya, yang pasti, Al-Quran menjadikan setiap orang yang memerlukan sesuatu sebagai fakir atau miskin yang harus dibantu.

Ustadz Quraish, mencatat, “Islam tidak menjadikan banyaknya harta sebagai tolok ukur kekayaan, karena kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati dan kepuasannya.”

Dalam literatur lain saya temukan, bahwa diskursus soal parameter fakir dan miskin, memang sudah dibahas oleh kalangan ulama sejak pada masa lampau, di mana mereka pun memiliki pandangan yang berbeda: mana yang lebih parah kondisinya, fakir ataukah miskin?

Sebagian ulama cenderung memandang bahwa fakir lebih parah kondisinya daripada miskin. Ada lagi yang berpendapat fakir itu sama dengan miskin. Ada pula pendapat yang menyatakan miskin lebih parah kondisinya daripada fakir.

Yang jelas mereka adalah kaum papa yang berhak memperoleh zakat. By the way, sudahkah anda mengkonsultasikan pada ahli zakat, apakah secara materi anda termasuk yang sudah wajib membayar zakat (mal)? Mungkin pertanyaan inilah, hikmah dari “kekeliruan” tulisan saya terdahulu.

Dalam wacana kaum sufi atau secara sufistik, maka tentu saja makna fakir tidak semata-mata dikalkulasikan dengan konteks materi yang kasat mata. Dalam pandangan Farid Al-Din ‘Aththar, misalnya, kefakiran merupakan rangkaian tahapan dari perjalanan spiritual seorang mukmin.

Tahapan tersebut adalah thalab (pencarian), ‘isyq (cinta), ma’rifah (pengenalan), istighna’ (merasa puas), faqr (kefakiran) dan fana’ (lebur). Ini perlu penjelasan lebih lanjut dari yang ahli sufi.

Dari khasanah sufi, dicatat: seorang yang fakir adalah bilamana dia tidak memperoleh apa pun, dia diam; dan bilamana dia memperolah sesuatu, dia memandang orang lain lebih berhak memperolehnya dari pada dirinya, sehingga karenanya dia mudah memberikannya. Kefakiran adalah lautan kesulitan, dan semua kesulitan demi Dia adalah kemuliaan.

Orang fakir yang qanaah dan ikhlas akan mendapatkan pahala. Sedangkan fakir yang rakus sama sekali tidak mendapatkan pahala dari kemiskinannya itu. Kunci surga adalah mencintai orang-orang miskin dan fakir, karena kesabaran mereka.

Wallahua’lam. Sungguh, Dul Pakir ini, sangat dangkal ilmunya, dan manakala ada “kekeliruan”, tentulah sangat berharap untuk dapat diluruskan. Dengan demikian, kita akan tetap terus belajar. (***)